MEDIASINERGI.CO MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memacu semangat ratusan mahasiswa untuk ikut berperan aktif dalam membangun kota. Dalam forum Eastern Indonesia Saintek Summit (EISS) yang digelar Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar di Samata, Gowa, Kamis 18 September 2025.
Munafri memaparkan berbagai program unggulan lima tahun ke depan yang menjadi prioritas pemerintahannya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi kampus, pemerintah, dan dunia profesi demi mewujudkan visi “Kota Mulia Makassar sebagai Lokomotif Pembangunan Indonesia Timur”, sesuai tema kegiatan.
Di hadapan peserta, Munafri merinci langkah strategis mulai dari pengelolaan sampah modern, pengembangan urban farming untuk ketahanan pangan, hingga rencana besar pembangunan stadion yang diharapkan menjadi ikon baru kebanggaan warga Makassar.
Melalui kesempatan ini, Munafri mengajak mahasiswa menjadi mitra kritis sekaligus motor penggerak ide-ide inovatif, agar sinergi ilmu pengetahuan dan kebijakan pemerintah benar-benar menghadirkan dampak nyata bagi masa depan Makassar.
Di hadapan ratusan mahasiswa, Munafri memaparkan visi besar Makassar sebagai “Kota unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan” yang disokong tujuh misi strategis.
Appi menekankan bahwa Makassar memiliki posisi pintu gerbang Indonesia Timur dan historis sebagai kota bandar perdagangan, sekaligus pasar potensial dengan penduduk sekitar 1,4 juta jiwa.
“Potret persoalan kota tidak bisa dilihat parsial. Semua harus diurai menyeluruh, dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan, termasuk satu kecamatan di wilayah kepulauan yang perlu perhatian khusus agar pembangunan fisik dan sumber daya manusianya setara,” ujarnya.
Munafri menekankan, pengelolaan sampah terintegrasi sebagai tantangan mendesak. TPA Antang saat ini menampung 1.000-1.200 ton sampah per hari, dengan ketinggian timbunan mencapai 17 meter.
“Jika tidak diintervensi dengan baik, dalam satu atau dua tahun, TPA ini akan penuh,” tegasnya.
Pemkot Makassar tengah menjalankan program rumah tangga tanpa sampah. Warga akan diwajibkan memilah sampah organik dan non-organik di tingkat RT/RW menggunakan komposter, biopori, eco-enzym, dan budidaya maggot.