MEDIASINERGI.CO GOWA — Ketua Lidik Pro Makassar, Andi Jaka Malageni, SH, mengapresiasi kinerja pihak Polda Sulsel dan jajaran Polres Gowa, karena berhasil mengungkap kasus peredaran uang palsu.
Hal ini setelah Kapolda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Yudhiawan Wibisono, bersama jajaran Polres Gowa melakukan Konferensi Pers, pengungkapan kasus peredaran uang palsu, di Mapolres Gowa, Kamis 19 Desember 2024.
Dalam keterangannya, Kapolda Sulsel mengungkapkan salah satu pelaku produksi uang palsu inisial ‘AI’ sempat mengajukan proposal untuk maju di Pilkada Barru. Rencananya uang palsu yang dicetak tersebut akan dibagikan saat kampanye.
“Tersangka ini mengajukan proposal pendanaan Pilkada di Kabupaten Barru. Tapi, alhamdulillah tidak jadi,” ujarnya.
Tersangka ‘AI’ tidak jadi maju di Pilkada Barru karena tidak ada partai yang tertarik untuk mengusungnya. Kapolda Sulsel mengaku uang palsu dicetak dan dipakai untuk membiayai kampanye tersangka.
“Ini dalam rangka untuk dana kampanye, uang-uang ini dicetak. Tapi tidak jadi, tidak ada partai yang mencalonkan (mengusung),” kata Yudhiawan.
Pada tahun 2012, salah satu tersangka lainnya juga sempat menawarkan uang palsu kepada salah satu calon Wali Kota Makassar. Hanya saja, Yudhiawan tidak mengungkapkan sosok calon Wali Kota Makassar yang pernah ditawari uang palsu.
“Calon Wali Kota itu menolak. Dia calon Wali kota yang kalah waktu itu,” bebernya.
Lanjut Kapolda Sulsel mengungkapkan, produksi uang palsu pertama kali dilakukan sindikat ini pada 2 Juni 2010. Produksi uang palsu dilakukan oleh tersangka ‘ASS’ di rumahnya di Jalan Sunu Blok N5, Kota Makassar.
“Timeline pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari 2 Juni 2010. Terus kemudian lanjut 2011 sampai dengan 2012,” jelasnya.
Sempat berhenti beroperasi, ‘ASS’ kemudian kembali mencetak uang palsu di bulan Juni 2022. Pada bulan Juli 2022, tersangka mempelajari untuk membuat uang palsu agar tampak asli.
“Jadi kalau dilihat sekarang perencanaan pembuatan ini dari 2022. Kalau 2010 ini masih taraf pengenalan,” katanya mantan Kapolrestabes Makassar ini.
Kapolda Sulsel mengungkapkan di bulan Oktober 2022, ‘ASS’ mulai serius untuk menekuni produksi uang palsu. Hal itu ditunjukkan dengan membeli alat cetak dan kertas untuk mencetak uang palsu.
Kemudian di tahun 2024 di bulan Mei sudah mulai produksi. Lalu di bulan Juni sudah ketemu di antara mereka (tersangka). Kemudian juga ada saling bekerja sama diantara mereka.
Kapolda Sulsel menilai, para tersangka berkomunikasi melalui grup WhatsApp. Melalui grup WhatsApp tersebut uang palsu diperjual belikan.
“Nantinya proses pembuatan akan diviralkan dan ditawar-tawarkan melalui grup WhatsApp,” ungkapnya.