Sementara, Amran Mahmud yang dikonfirmasi usai mengikuti kegiatan segera meminta kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Wajo bersama jajaran untuk merumuskan dan menyusun langkah antisipasi menghadapi El Nino.
Amran Mahmud menjelaskan bahwa El Nino ini diprediksi akan terjadi bulan Juni 2023. Sehingga, selain meminta kepada jajaran DPKP, Amran Mahmud ini juga meminta kepada masyarakat untuk waspada terhadap dampaknya.
“El Nino ini adalah fenomena alam yang bersifat global tetapi dampaknya bisa dirasakan bervariasi di wilayah masing-masing. Dan ini harus kita waspadai,” ucapnya.
Ketua ICMI Kabupaten Wajo ini berharap kalaupun nanti terjadi El Nino, air danau tempe yang mengalir ke Teluk Bone tetap bisa dimanfaatkan oleh petani yang berada wilayah tadah hujan, khususnya wilayah Majauleng, Penrang, Takkalla dan Bola.
“Apalagi berdasarkan hasil konfirmasi dari Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Wajo bahwa produksi pertanian kita mengalami peningkatan yang signifikan, khususnya produksi padi kita pada akhir tahun 2022 lalu berada di angka 986.180,65 ton Gabah Kering Panen (GKP) atau meningkat 187.917,91 ton dari sebelumnya tahun 2021 sebesar 798.262,74 ton,” ucapnya.
Angka tersebut lanjut Amran Mahmud, semakin mendekati target kita untuk bisa produksi 1 juta ton padi per tahun, sekaligus menempatkan Kabupaten Wajo sebagai daerah dengan peningkatan produksi tertinggi di Indonesia pada tahun 2022 yaitu sebesar 187.917,91 ton atau 23,54 persen.
“Mari kita berdoa dan terus berusaha dalam kebersamaan, sinergitas dan kolaborasi agar kita meminimkan dampak el nino ini,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Kepala DPKP, Ashar bersama jajaran turut mendampingi Amran Mahmud pada Rakor Virtual ini di tempat yang terpisah.(Far)
Editor: Manaf Rachman